Istilah Tafsir merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab
yakni dari kata Tafsir (تفسير) dan kata al-Qur’an (القرآن).
Dalam kajian keislaman, Tafsir al-Qur’an menjadi bagian dari disiplin ilmu
dalam memahami dan menafsirkan al-Qur’an. Hal ini tidak lepas dari definisi
tafsir sebagai mubayyin bermakna penjelas terhadap kandungan al-Qur’an
yang sulit dipahami. Selain kemampuan bahasa Arab yang mempuni, dalam memahami
al-Qur’an perlu dipahami berbagai aspek keilmuan diantaranya mencakup Ulumul
Qur’an.
Disiplin ilmu-ilmu
al-Qur’an sebagai pendekatan dalam memahami kandungan al-Qur’an, perlu ditopang
dengan metode penafsiran al-Qur’an. Para pengkaji al-Qur’an telah menyepakati
beberapa metode dalam penafsiran al-Qur’an diantaranya :
1. Tafsir bil Matsur
Tafsir bi al-Matsur merupakan metode penafsiran yang
didasarkan pada kutipan ataupun riwayat-riwayat yang sahih. Penafsiran dengan
metode tafsir bil matsur didasarkan pada ayat-ayat al-Qur’an atau dikenal
dengan al-Qur’an bil Qur’an. Selanjutnya dengan Hadis nabi yang
berfungsi penjelas terhadap al-Qur’an, riwayat para sahabat dan para tabiin
yang menerima informasi tersebut dari para sahabat.
Diantara contoh tafsir bil matsur ialah : Tafsir
Ibnu Jarir, Tafsir Abu Laits As Samarkandy, Tafsir Ad Dararul Ma'tsur fit
Tafsiri bil Ma'tsur (karya Jalaluddin As Sayuthi), Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir
Al Baghawy dan Tafsir Baqy ibn Makhlad
2. Tafsir bil
Ra'yi
Tafsir bil Ra’yi merupakan upaya penafsiran untuk memahami
al-Qur’an, dengan konstruksi nalar dari pemahaman atas kapasitas keilmuan dari
mufasir. Hal ini tidak lepas dari penafsiran berkaitan dengan aspek-aspek yang
kuasai oleh mufasir seperti disiplin ilmu kalam (teologis), ataupun bahasa
(lughawi), bahkan Ilmi. Proses penafsiran dilakukan tidak lepas dari penguatan
atas ayat-ayat al-Qur’an ataupun hadis Nabi, namun penekanan yang dilakukan
ialah dari ijtihad mufasirnya.
Diantara karya tafsir yang menunjukkan metode bil Ra’yi
ialah Tafsir Al-Jalalain , Tafsir Al-Baidhawi, Tafsir Al Fakhrur Razy, Tafsir
Abu Suud, Tafsir An Nasafy, Tafsir Al Khatib, Tafsir Al Khazin.
3. Tafsir bil Isyari
Metode ini digunakan oleh para ahli Tasawuf ataupun sufi
yang memahami makna secara zahir dan batin. Pemahaman batin ini tidak lepas dari
isyarat-isyarat yang tersembunyi yang hanya dapat diketahui hanya oleh mereka. Isyarat-isyarat tersebut tidak lepas dari keyakinan
batin berkatan hal-hal yang dianggap gaib oleh mereka yang menafsirkan al-Qur’an
melalui metode bil isyari.
Diantara tafsir yang bercorak Isyari ialah Tafsir An
Naisabury, Tafsir Al Alusy, Tafsir At Tastary, Tafsir Ibnu Araby.
0 Komentar