Surat
al-Ma’un diturunkan di Mekkah. Ayat ini turun setelah surat al-Quraish terdapat 6 ayat. Apabila melihat makna dari
kata al-Ma’un menunjukkan arti yang bermanfaat. Hal ini dapat
menunjukkan bahwa ada cara pandang yang berebeda antara manusia dan Allah
mengenai sesuatu yang bermanfaat. Boleh jadi manusia berpandangan hal yang
bermanfaat bagi dirinya ialah harta yang banyak, memiliki sesuatu yang mewah
dan hal-hal yang berkaitan dengan keduinaan. Ini pun bisa disebut dengan paham hedonisme.
Apa
itu hedonism?hedonisme merupakan istilah dari Yunani yang menunjukkan kesenangan. Akibatnya paham ini menunjukkan
gaya hidup yang berfokus mencari kesenangan dan kepuasaan tanpa batas. Sehingga
cara pandang bahwa kehidupan dunia dan kesenangan pribadi ditempatkan paling atas daripad hal lainnya.
Pada
surat ini Allah hendak mengajarkan bagaimana sesuatu yang bermanfaat dan tidak
bermanfaat. Sesuatu yang dianggap tidak bermanfaat ialah melalaikan anak yatim
disekitar kita, tidak memberikan makanan bagi orang misikin padahal kita mampu,
dan melalikan shalat. Sebagiamana Allah Swt berfirman pada surat al-Ma’un[107]:1-3:
أَرَأَيْتَ
الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (1) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (2) وَلَا
يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (3) فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4)
1.
Apakah
kalian tidak memperhatikan orang-orang yang mendustakan hari pembalasan
2.
Yakni
orang yang menghardik anak yatim
3.
Tidak
menganjurkan memberikan makan kepada orang miskin
4.
Orang
yang melalaikan shalat
Untuk
memfokuskan pembahasan bahwa yang pertama diungkapkan Allah Swt dalam rangkaian
hal yang tidak bermanfaat ialah
1.
Melalaikan
anak yatim
2.
Tidak
memberikan makan bagi orang miskin
3.
Melalaikan
Shalat
Melalaikan
shalat diakhirkan, sedangkan melalaikan anak yatim didahulukan. Hal ini menarik
jika dilihat dari kajian semantik bahwa kelalaian shalat mengakibatkan kerugian
bagi dirinya sendiri, tetapi jika seseorang yang mampu namun melalikan anak
yatim tentu tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi merugiakan sekitarnya,
ketika anak yatim tidak dirawat dengan baik dan akhirnya terjerumus pada
hal-hal yang negatif dan kriminal tentu akan menjadi kerugian untuk masyarakat
sekitarnya.
Oleh
karena itu, sebagai motivasi bagi kita untuk memperhatikan anak yatim terdapat
tiga keutamaan orang yang memperhatikan anak yatim.
1.
Sebaik-baik
rumah
Rasulullah Saw bersabda :
قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : خَيْرُ
بَيْتٍ فِى الْمُسْلِمِيْنَ بَيْتٌ فِيْهِ يَتِيْمٌ يُحْسَنُ اِلَيْهِ وَشَرُّ
بَيْتٍ فِى الْمُسْلِمِيْنَ بَيْتٌ فِيْهِ يَتِيْمٌ يُسَاءُ اِلَيْهِ
Rasulullah Saw bersabda: Sebagus-bagusnya rumah orang islam yaitu
yang di dalamnya ada anak yatim yang disantuni dengan baik. Dan
seburuk-buruknya rumah orang Islam itu adalah rumah yang di dalamnya ada anak
yatim yang diperlakukan buruk. (HR. Ibnu Majah)
2.
Berdekatan
dengan Rasulullah Saw di surga
قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
اَنَاوَكَافِلُ الْيَتِيْمِ فِى الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَبِالسَّبَّابَةِ
وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا.
Rasulullah Saw bersabda: "Aku dan orang yang memelihara anak
yatim itu akan masuk surga seperti ini,". Nabi memberi isyarat dengan jari
telunjuk dan jari tengah dan merenggang keduanya. (HR. Bukhari).
3.
Tidak
di azab oleh Allah Swt
قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَالَّذِىْ
بَعَثَنِى بِالْحَقِّ لَا يُعَذِّبُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ رَحِمَ
الْيَتِيْمَ وَاَلَانَ لَهُ فِى الْكَلَامِ وَرَحِمَ يُتْمَهُ وَضُعْفَهُ وَلَمْ
يَتَطَاوَلْ عَلَى جَارِهِ بِفَضْلِ مَااَتَاهُ اللَّهُ.
Rasulullah Saw bersabda: Demi Allah yang telah mengutusku dengan
haq. Allah tidak akan mengazab pada hari kiamat orang yang mengasihi anak
yatim, dan lemah lembut pada anak yatim dalam bicaranya, dan mengasihi orang
itu pada kemalangan dan kesusahan yatim itu, dan ia tidak sombong terhadap
tetangganya karena sebab kelebihan yang diberikan Allah padanya. (HR.
Thabrani).
0 Komentar