Surah Al-Fiil mengisahkan tentang penyerangan Abrahah ke Ka'bah melalui pasukan Gajah. Sebagiamana Firman Allah pada surah Al-Fiil ayat 1-5:
(4)أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ (1) أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ (2) وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ (3) تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ (5)
- Apakah
kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara
bergajah
- Bukankah
Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?
- Dan Dia
mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong
- Yang
melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar
- Lalu Dia
menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
Mufradat
NO |
Kosa Kata |
Makna |
1 |
فعل |
melakukan atau berbuat |
2 |
كيد |
tipu daya |
3 |
تضليل |
tipu daya |
4 |
طيرا |
terbang |
5 |
ترميهم |
melempari
mereka |
Karakteristik surat
Surat Al Fil (الفيل) adalah surat
ke-105 Surat ini terdiri dari lima ayat dan merupakan Surat Makkiyah. Ia
adalah surat ke-19 yang turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Yakni setelah Surat Al Kafirun dan sebelum Surat Al Falaq. Dinamakan surat Al Fil diambil dari ayat pertama dari surat ini. Yang artinya
adalah gajah. Karena surat ini mengisahkan tentang pasukan gajah yang hendak
merobohkan Ka’bah. Tapi sebelum sampai Makkah, mereka dihancurkan Allah.
Dinamakan juga Surat Alam Tara. Yang artinya apakah kamu tidak memperhatikan. Yakni diambil dari awal ayat pertama.
Asbabun Nuzul
Peristiwa pasukan bergajah ini
terjadi pada tahun kelahiran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sedangkan Surat Al Fil diturunkan sekitar 45 tahun setelahnya, surat al-Fiil
mengambbarkan kisah mengenai pasukan abrahah yang ingin menghancurkan Ka’bah.
Suatu ketika Abrahah, penguasa
Yaman, membangun gereja besar dan tinggi menjulang. Al Qulais namanya. Sebab demikian
tingginya hingga orang yang mendongakkan kepala untuk melihat puncaknya dari
hampir terjatuh qulansuwah (peci)-nya.
Abrahah kemudian memerintahkan
kepada bawahannya agar memalingkan orang-orang yang semula pergi ke Makkah. Ia
ingin mereka tidak lagi mengunjungi Ka’bah tapi beralih mengunjungi
gereja Al Qulais.
Rencana itu terdengar orang-orang
Arab. Salah seorang suku Kinanah yang tersinggung kemudian menyelinap masuk ke
gereja itu dan meletakkan kotoran air besar di sana.
Yaman gempar. Infrastruktur yang
menelan biaya besar dilecehkan dan dipecundangi. Mendapat informasi bahwa
pelakunya adalah simpatisan Ka’bah, Abrahah menginstruksikan pasukannya untuk
bersiap. “Kita hancurkan ka’bah! Kita ratakan dengan tanah!”
Abrahah terus melaju menuju
Makkah. Hingga ia beristirahat di Al Magmas, tak jauh dari Makkah. Di sana
prajuritnya melakukan perusakan dan penjarahan. Termasuk merampas 200 ekor unta
milik Abdul Muthalib.
Di waktu istirahat itu Abrahah
mengirim utusan ke Makkah agar pemimpinnya menghadap Abrahah. Abdul Muthalib
pun berangkat menemui Abrahah. Sebelumnya ia telah bermusyawarah dan
menghasilkan keputusan bahwa penduduk Makkah akan menghindar karena kekuatannya
tidak seimbang.
Abrahah menyambut hormat Abdul
Muthalib, pemimpin Makkah yang tampan dan berwibawa.
“Aku datang untuk menghancurkan
Ka’bah dan meratakannya dengan tanah. Jika ingin selamat, jangan halangi
pasukanku,” kata Abrahah setengah mengancam.
“Aku dan kaumku tidak akan
melawan. Aku ke sini hanya ingin agar kau mengembalikan 200 ekor unta milikku.”
Abrahah heran mendengar ucapan
Abdul Muthalib. “Aku ingin menghancurkan ka’bah, dan kau hanya ingin aku
mengembalikan untamu?”
“Ya, karena unta itu milikku, aku
harus menjaganya. Sedangkan Ka’bah milik Allah. Dialah yang akan
melindunginya.”
Abrahah pun mengembalikan unta
milik Abdul Muthalib. Ia merasa tujuannya tak terelak lagi karena tidak ada
yang akan menghalangi. Ia merasa tipu dayanya sebentar lagi berhasil padahal
sesungguhnya Allah akan membuatnya sia-sia.
Surat
al-Fil turun di Mekkah
mengingatkan nikmat Allah yang
diturunkan kepada kaum Quraisy karena Allah menyelamatkan mereka dari serangan
tentara bergajah. Mereka bertekad menghancurkan Ka’bah dan meratakannya dengan
tanah. Namun Allah menghancurkan mereka dan mengusir dengan penuh hina.
Ibnu Katsir menjelaskan, Allah menyelamatkan orang-orang Quraisy
bukan karena mereka lebih baik dari orang-orang Yaman yang beragama Nasrani.
Tapi karena memelihara Ka’bah yang akan dimuliakan Allah dengan diutusnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
Hikmah surat al-Fiil
1. Allah mengajarkan kepada Rasulullah dan umatnya, betapa besar
kekuasaan-Nya. Segala kekuasaan tunduk pada kekuasaan-Nya. Maka siapa yang
dilindungi-Nya, tidak ada yang mampu mencelakainya. Sebaliknya, siapa yang
dihancurkan Allah, tidak ada yang mampu melindunginya.
2. Sangat mudah bagi Allah untuk menolong siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan sangat mudah bagi Allah menghancurkan siapa yang ingin
dihancurkan-Nya. Juga sangat mudah bagi Allah menghadirkan cara dan jalan
kehancuran musuh-musuh-Nya
3. Mengingatkan kembali peristiwa dahsyat itu sekaligus memberi
pesan, sebagaimana Allah melindungi ka’bah dari kaid (tipu daya) Abrahah, Allah
juga akan melindungi Rasulullah dari kaid kafir Quraisy.
4. Jadikanlah Allah sebagai penolong dalam segala persolan
kehidupan
0 Komentar